Seorang Turis Bobol Museum Kerajaan Malaysia – Warga singapura ini akhirnya di denda dan di deportasi setelah di jerat 5 pasal. Dia yang overstay ini mengambil barang kerajaan di museum Malaysia.

Kobes Samueh Poh San, mengaku bersalah atas beberapa pelanggaran yang membuat dia di deportasi. Memiliki 5 kesalahan yang membuatnya juga di jatuhi denda sama kerajaan malaysia.

Warga Singapura ini memecahkan kaca penutup yang berisi barang-barang bangsawan Johor di Museum kerajaan Johor Abu Bakar. Menurut pengacara dari Vinsa dan Ian yang mewakilinya, Poh San, 32 tahun, di tuntut dengan dua pelanggaran terkait pembobolan museum, masuk tanpa izin ke dalam gedung dan memecahkan kaca penutup yang berisi asrtefak kerajaan.

Dia di denda masing-masing sebesar RM 4.500 (Rp. 16 juta) dan RM 10.000(Rp. 35,5 juta) untuk dua pelanggaran itu.

Untuk pelanggaran ketiga, dia di denda RM 3000 (Rp. 10,6 juta) karena memecahkan kaca cermin di Hotel Z tempat dia menginap.

Baca juga: Peristiwa Teroris Remaja Rencanakan Bom Bunuh Diri

Poh San, yang juga pemilik paspor belanda, di denda lagi sebesar RM 10.000 (Rp. 35,5 juta) berdasarkan Undang-Undang Imigrasi karena sudah melewati batas waktu 183 hari.

Pada tuduhan kelima, dia mengaku bersalah memberikan metamfetamin dan amfetamin pada dirinya sendiri di departemen narkotika polisi di Johor Bahru. Dia di denda RM 2.500 (Rp. 8,9 juta) untuk pelanggaran ini berdasarkan Undang-Undang Narkoba.

Pengacara tersebut mengasih tahu pengadilan karena Rumah Sakit Permai sudah mengonfirmasikan bahwa tersangka mempunyai masalah kesehatan mental tetapi layak untuk mengajukan pembelaan.

Turis Perempuan Cabuli Patung Dewa Wine

Seorang turis wanita membuat warga italia marah. Dia mencabuli sebuah patung Dewa Bacchus.

Foto-foto wanita itu tersebar di dunia maya. Terlihat wanita itu menaiki dan mencium di patung di malam hari.

Patung Bacchus terdapat di atas alas tiang di sudut jalan dekat jembatan Ponte Vecchio di Kota Florence, Italia. Patung itu merupakan tiruan modern dari karya pematung Giambologna abad ke-16. Patung yang asli tersimpan di Museum Bargello.

Aksi cabul wanita itu juga memancing kemarahan warga italia. Beberapa di antaranya menyarankan supaya wanita itu segera di tangkap.

Patrizia Asproni, presiden Confcultura, sebuah asosiasi yang mempromosikan warisan budaya italia, mengatakan kepada media italia bahwa pertunjukan kekasaran dan kebiadaban yang berulang-ulang ini terjadi karena setiap orang merasa berhak melakukan apa pun yang mereka inginkan tidak mendapat hukuman.

Asproni menyerukan kebijakan yang di anut dengan model Singapura, adalah dengan pemeriksaan ketat, denda setinggi langit, dan tidak ada toleransi untuk wisatawan yang berperilaku buruk.